Sebagaimana berbahayanya narkoba, pornografi juga
sangat mudah menghancurkan masa depan seorang anak. Sebuah penelitian
menunjukkan, anak-anak yang akrab dengan tayangan film porno akan tumbuh
menjadi orang dewasa yang menganggap kekerasan seksual sebagai hal
biasa.Sikap permisif pada kekerasan seksual ini, menurut Michael
Flood, peneliti, disebabkan mereka mendapat "pelajaran" dari media yang
salah.
"Pornografi adalah edukator seks yang buruk karena
menunjukkan hubungan seksual yang tidak realistis. Tidak ada film porno
yang bisa menunjukkan keintiman, cinta dalam sebuah hubungan atau
romantisme. Paling banyak sifat film porno adalah kasar dan kekerasan
pada perempuan," kata Flood.
Flood melakukan penelitian bertajuk The Australian Research Centre in Sex, Health and Society. "Ada
banyak bukti dari seluruh dunia bahwa pornografi berdampak negatif
bukan hanya pada individu, tapi juga komunitas," katanya.
Dalam
riset yang dilakukannya, ia juga menemukan bahwa anak-anak penggemar
film porno ini di usia dewasa sering gagal membina hubungan dengan
pasangan. Mereka juga lebih sering melakukan hubungan seksual tanpa
ikatan.
Para peneliti dari University of Montreal menyebutkan,
rata-rata seorang anak laki-laki pertama kali menonton film porno di
usia 10 tahun.
Di Inggris, seorang bocah berusia enam tahun
membawa gambar porno ke sekolah dan berakting melakukan adegan hubungan
seksual saat jeda pelajaran.
"Ketika kami mendatangi rumahnya,
sang ayah sedang mengunduh film-film porno dari internet dan ada banyak
gambar porno bertebaran di rumah," kata John Carr, Sekretaris Children's
Charities Coalition on Internet Safety.
Menurut Petra Boynton,
psikolog, pada umumnya anak-anak melihat materi pornografi karena mereka
merasa bosan dan kurang pengawasan. Oleh karena itu, ia mengingatkan
para orangtua untuk memberi pemahaman masalah seks pada anaknya secara
benar dan sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar