Gurun kering Mars tak tampak seperti tempat di mana Anda dapat menemukan
air, namun Planet Merah itu sebenarnya mengandung banyak cadangan air
yang terkunci dalam es.
Bukti bahwa Mars pernah memiliki cadangan air telah berkembang selama
bertahun-tahun. Misi eksplorasi telah menemukan bahwa air es masih ada
di dalam kutub planet itu dan hanya ada di bawah permukaan Mars yang
berdebu tersebut.
Untuk dapat mengakses air tersebut kita perlu
menggalinya dan meningkatkan volume panasnya di dalam oven, atau
memanaskan lapisan tanahnya dengan gelombang mikro, dan mengekstraksi
uap airnya. Namun belum ada misi yang berupaya untuk mengambil air dari
Mars atau benda angkasa apa pun di luar Bumi dalam jumlah yang banyak.
Kini,
organisasi yang berbasis di Belanda, Mars One, yang ingin mendirikan
sebuah permukiman permanen bagi manusia di Planet Merah itu, berencana
untuk mengirim lander (wahana ruang angkasa yang mendarat di permukaan
daerah astronomi) tanpa awak ke Mars pada 2018.
Wahana itu akan
melakukan eksperimen untuk menunjukkan bahwa ekstraksi air dapat
dilakukan. Air yang ditambang dapat digunakan untuk minum, menumbuhkan
tanaman, atau menciptakan bahan bakar.
“Di Bumi, kita telah
bereksperimen dengan teknologi yang berbeda untuk mengekstrak kelembapan
atmosfer atau tanah,” kata Ed Sedivy, kepala insinyur sipil antariksa
di perusahaan keamanan dan kedirgantaraan Lockheed Martin sekaligus
manajer program untuk sistem penerbangan lander Phoenix NASA.
Pertanyaannya
adalah, Sedivy mengatakan, “Pada konsentrasi air dan suhu yang mungkin
kami hadapi (di Mars), apakah cara kami memvalidasi teknologi tersebut
sesuai?”
H2O di Planet Merah
Sejumlah studi
menunjukkan bahwa air memang ada di planet Mars. Berdasarkan bukti dari
pengorbit dan para penjelajah Mars seperti adanya alur aliran air, dasar
danau kuno, dan permukaan bebatuan serta mineral yang hanya terbentuk
dengan adanya air.
Saat ini, Mars terlalu dingin, dan tekanan
atmosfernya sangat rendah, untuk mendukung keberadaan air di
permukaannya - kecuali untuk jangka waktu yang sangat singkat pada
ketinggian yang rendah - namun air yang membeku dapat ditemukan di
cekungan es planet itu dan berada di bawah permukaan tanah.
Lander
Phoenix NASA mendeteksi es di tempat pendaratannya pada 2008. Wahana
ruang angkasa itu menggali tanah, dan spektrometer massanya menemukan
jejak uap air saat sampelnya dipanaskan di atas titik beku.
Baru-baru
ini, penjelajah Curiosity NASA mendeteksi molekul air dalam sampel
tanah yang dianalisis dengan instrumen SAM (Sample Analysis at Mars),
yang menunjukkan bahwa tanah Mars mengandung sekitar dua liter air per
meter kubik tanah.
Pemanasan Mars
Metode
yang paling jelas untuk mengekstraksi air memerlukan penggalian tanah
yang beku itu dan memanggangnya di atas oven hingga air menguap. Namun
ada metode lain yang bisa lebih efisien dan membutuhkan sedikit
penggalian.
“Untuk menambang air dari Mars, Anda mungkin ingin
mendapatkan kuantitas air yang tinggi,” kata Edwin Ethridge, seorang
ilmuwan senior ISRU (In-Situ Resource Utilization) sekaligus pensiunan
konsultan NASA. Ethridge dan koleganya mempelajari ekstrasi air di
lingkungan bulan dan Mars tiruan menggunakan paparan gelombang mikro.
Pada
eksperimen Bulan, Ethridge, dan William Kaukler dari University of
Alabama di Huntsville menggunakan gelombang mikro dari oven dapur
konvensional untuk “memasak” bebatuan Bulan, lapisan tanah yang gembur
dan bebatuan yang ditemukan di permukaan Bulan. Panas tersebut membuat
air beku menguap, yang kemudian dikumpulkan dan terkondensasi di wadah
yang dingin.
Air menyerap gelombang mikro (gelombang
elektromagnetik pendek) dengan baik, namun es tidak bisa melakukan hal
itu, jadi paparan gelombang mikro benar-benar mampu memanaskan batu
tersebut, memanaskan es tersebut secara langsung, jelas Kaukler.
Teknik
gelombang mikro akan bekerja dengan cara yang sama di Mars, kata
Ethridge kepada SPACE.com. Keuntungan utama daripada menggunakan metode
penggalian adalah bahwa metode tersebut tidak memerlukan banyak
aktivitas penggalian - meski, bergantung pada seberapa dalam air, Anda
mungkin perlu mengebor lubang ke bawah bersama dengan paparan gelombang
mikro tersebut, katanya.
Pengeboran air di bulan
Tentu
saja, Mars bukanlah satu-satunya tempat di mana para ilmuwan dapat
menemukan dan menambang air, bulan dan asteroid juga menjadi target
utama.
“Air memungkinkan begitu banyak hal. Jika kita akan pergi
ke tata surya, kita harus menggunakan sumber daya yang kita temukan di
tempat tujuan tersebut,” kata Bill Larson, ilmuwan NASA yang mengawasi
program untuk menggunakan zat yang ditemukan di dunia lain, dalam sebuah
pernyataan.
Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA merasakan
keberadaan air di bulan pada jarak jauh, dan Lunar Crater Observation
dan Sensing Satellite (LCROSS) yang memberi pengaruh pada Bulan pada
2009 menemukan bukti langsung adanya air es dan uap air di kawah Bulan
yang tertutup bayangan.
Kini, NASA dan Badan Antariksa Kanada
sedang mengembangkan penjelajah Bulan baru yang disebut Regolith and
Environment Science and Oxygen and Lunar Volatile Extraction, atau
disingkat RESOLVE, yang mereka harapkan dapat dikirim ke Bulan pada
dekade ini. RESOLVE, yang baru-baru ini menguji dasar lava di Hawaii,
akan mampu mengebor permukaan Bulan dan memanaskan lapisannya untuk
mengukur jumlah uap air di dalamnya.
Sejumlah pejabat NASA
mengatakan bahwa dengan beberapa perubahan kecil, RESOLVE dapat dikirim
untuk mencari air dan sumber lainnya di Mars.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar