Minggu, 06 Oktober 2013
Warkop DKI, Menyentil Orde Baru
Jakarta, C&R Digital - Warkop lahir dengan semangat untuk menyentil Orde Baru lewat bahasa komedi. Ini bisa dilihat dari para personelnya yang rata-rata para aktivis kampus militan. Personel awal grup lawak ini -- Rudy Badil, Kasino, Nanu, Dono, dan Kasino -- saling berpegangan tangan, saat Perdana Menteri (PM) Jepang Kakuei Tanaka akan mengunjungi Indonesia 1973. Kala itu, sang PM akan bertemu dengan Presiden Soeharto untuk membicarakan masalah investasi Jepang di Indonesia.
Pada saat itu mahasiswa di Perkampungan Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) di Cibubur, Jakarta Timur, sedang melakukan konsolidasi. Di acara tersebut Kasino, Nanu, dan Rudy Badil terlihat mengatur acara supaya ramai dan tidak menjenuhkan. Ide penentangan Tanaka sendiri berawal saat berlangsungnya diskusi di UI pada Agustus 1973. Pembicaranya Subadio Sastrosatomo, Sjaffruddin Prawinegara, Ali Sastroamidjojo dan TB Simatupang. Mereka mendiskusikan soal peran modal asing.
Saat sedang sibuk mengatur para mahasiswa UI, tak disangka Temmy Lesanpura, mahasiswa UI yang juga Kepala Program Radio Prambors Jakarta, menemui Kasino, Nanu, dan Rudy Badil. Ia menawari ketiganya untuk mengisi acara di radio swasta yang digemari anak muda Ibu kota itu. Ketiganya setuju. Namun mereka masih bingung apa nama acara itu. Setelah berdiskusi panjang, akhirnya mereka temukan nama acara itu : “Obrolan Santai di Warung Kopi”.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar